Petir yang menyambar ke permukaan
bumi memiliki suhu yang sangat tinggi yaitu sekitar 27.000°C.
Sebuah petir dapat merambat dari awan-awan ke atap rumah atau pepohonan hanya
dalam waktu satu per sekian detik. Suara gemuruh yang terdengar ketika petir
menyambar permukaan bumi bukan lah berasal dari petir itu sendiri, namun
berasal dari ekspansi udara yang sangat cepat yang menimbulkan getaran di udara
sehingga ditangkap oleh indera manusia sebagai sebuah suara.

Setiap suara yang kita dengar sebenarnya
adalah hasil dari getaran partikel-partikel di udara, jika berada di dalam air
maka ditimbulkan dari getaran partikel di air. Petir adalah suatu fenomena pelepasan
energi listrik yang sangat besar, energi listrik yang besar ini menjalar di
udara sehingga menyebabkan terbentuknya getaran pada partikel di udara
sepanjang lintasan petir tersebut. Udara
yang mengalami pemanasan akibat petir terkompresi hingga tekanannya
meningkat 10 sampai 100 kali tekanan normal atmosfer. Partikel-partikel yang
terkompresi akhirnya mengalami ledakan
atau ekspansi ke arah luar dari pusat massanya dan menimbulkan gelombang kejut
ke segala arah. Petir ini merambat sangat cepat di udara sehingga membuat udara
di sepanjang lintasan petir tidak memiliki waktu yang lama untuk mengalami
ekspansi atau peristiwa ledakan tersebut. Akibat dari ekspansi yang sangat
cepat ini lah yang menimbulkan getaran besar
di udara dan akhirnya ditangkap oleh indera kita sebagai sebuah suara yang
keras.
Lalu bagaimana bisa kita melihat
kilatan cahaya terlebih dahulu baru mendengar suara gemuruhnya? Hal ini sangat
sederhana, cahaya dapat merambat dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi dibandingkan
suara. Oleh sebab itu yang tertangkap oleh indera kita terlebih dahulu adalah
cahayanya, kemudian barulah terdengar suaranya.